A. Metode , ruang lingkup, dan
tujuan analisis pekerjaan
Untuk
memperolah informasi analisis pekerjaan dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Metode yang umum digunakan dalam mengumpulkan informasi adalah observasi,
wawancara, dan angket.
1. Metode
Observasi
Metode
observasi adalah metode yang digunakan dalam mengumpulkan informasi dengan
mengamati individu yang melakukan pekerjaan itu dan mencatatnya untuk
menguraikan tugas dan kewajiban yang dilakukannya. Metode observasi sangat
tepat jika dilakukan pada jenis pekerjaan yang bersifat pengulangan. Penggunaan
metode observasi memungkinkan analisis dilakukan dekat dengan suasana pekerjaan
dilapangan. Walaupun sifatnya pengamatan, namun tidak seharusnya analis
mengamati secara kontinyu perkembangan dari waktu ke waktu. Penggunaan work sampling
dan employee diary/log.
2. Metode
Wawancara
Pekerja
diseleksi dan diwawancara secara langsung ditempat pekerjaan meraka atau mereka
yang terkait langsung dengan pekerjaan yang dianalisis. Tiga jenis wawancara
dapat digunakan untuk mengumpulkan data analisis jabatan, yaitu wawancara
individual, wawancara kelompok, dan wawancara penyelia (Dessler : 1997). Dalam
beberapa keadaan, seperti pekerjaan yang diarahkan oleh tim, dapat juga
digunakan wawancara kelompok. Salah satu kelemahan metode wawancara adalah
sangat memakan waktu, khususnya jika pewawancara berbicara dengan dua atau tiga
pegawai yang melakukan setiap pekerjaan.
3. Metode Angket
Dengan
mengunakan angket, yang bersangkutan diminta untuk memberikan data-data
mengenai jabatannya dangan kata-kata sendiri. Analis meminta karyawan mengisi
kuisioner untuk menggambarkan tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan dan
tanggung jawab mereka. Keuntungan utama dari metode kuisioner angket adalah
informasi atas sejumlah pekerjaan dapat dikumpulkan secara murah dan dalam
waktu yang relative singkat. Sebaliknya, metode angket memerlukan waktu yang
lama untuk menguji kuisioner tersebut.
Adapun tujuan
dari analisis pekerjaan diantaranya :
· Job
description, yang berisi informasi pengidentifikasian pekerjaan, riwayat
pekerjaan, kewajiban-kewajiban pekerjaan, dan pertanggungjawaban, spesifikasi
pekerjaan atau informasi mengenai standar- standar pekerjaan.
· Job
classification, penyusunan pekerjaan-pekerjaan ke dalam klas-klas,
kelompok-kelompok, atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistematika tertentu.
Rencana sistematika tradisional biasanya didasarkan pada garis kewenangan
organisasi, isi tugas/pekerjaan yang didasrkan pada teknologi, dan
tugas/pekerjaan ini pada gilirannya didasarkan pada perilaku manusia.
· Job
evaluation, suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan berdasarkan kegunaan
masing-masing di dalam organisasi dan dalam pasar tenaga kerja luar yang
terkait.
· Job
desing instructuring, meliputi usaha-usaha untuk mengalokasi dan
merestrukturalisasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan ke dalam berbagai kelompok.
· Personal
requirement/spesifications, berupa penyusunan persyaratan-persyaratan atau
spesifikasi-spesifikasi tertentu bagi suatu pekerjaan, seperti
pengetahuan(knowledge), ketrampilan(skills), ketangkasan(aptitudes),
sifat-sifat dan ciri-ciri(attributes and traits) yang diperlukan bagi
keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan.
· Performance
appraisal, tujuan penting daripada penilaian performansi ini adalah dengan
maksud untuk mempengaruhi dari para pekerja melalui keputusan-keputusan
administrasi, seperti promosi, pemberhentian sementara (lay off), pemindahan(transfer),
kenaikan gaji, memberi informasi kepada para pekerja tentang
kemampuan-kemampuan dan kekurangan-kekurangan yang berkaitan dengan
pekerjaannya masing-masing.
· Worker
training, untuk tujuan-tujuan pelatihan.
· Worker
mobility, , untuk tujuan mobilitas pekerja(karir), yaitu dinamika
masuk-keluarnya seseorang dalam posisi-posisi, pekerjaan-pekerjaan, dan
okupasi-okupasi tertentu.
· Efficiency,
ini mencakup penggabungan proses kerja yang optimal dan rancangan keamanan dari
peralatan dan fasilitas fisik lainnya dengan referensi tertentu pada
kegiatan-kegiatan kerja, termasuk prosedu-prosedur kerja, susunan kerja dan
standar-standar kerja.
· Safety,
sama dengan efisiensi, tapi perhatiannya lebih diarahkan pada identifikasi dan
peniadaan perilaku-perilaku kerja yang tidak aman, kondisi-kondisi lingkungan.
· Human
resource planning, ini meliputi kegiatan-kegiatan antisipatif dan reaktif
melalui suatu organisasi untuk memastikan organisasi tersebut memiliki dan akan
terus memiliki jumlah dan macam orang pada tempat yang tepat, waktu yang tepat,
dll.
· Legal/quasi
legal requirements, aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan lainnya yang
berkaitan dengan organisasi.
B. Elemen-elemen desain
pekerjaan
Desain
pekerjaan adalah proses penentuan tugas-tugas yang akan dilakasankan, metode
metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas ini, dan bagaimana
pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya dalam organisasi. Elemen
Desain Pekerjaan itu meliputi:
1. Elemen organisasional
Elemen
organisasi pada desain pekerjaan bersangkutan dengan efisiensi, yaitu akan
mendorong karyawan yang mampu dan termotivasi untuk mencapai keluaran yang
maksimal. Bila karyawaan bekerja berulang-ulang, sampai batas tertentu tingkat
keluaran biasanya lebih tinggi.
2. Elemen lingkungan
Elemen-elemen
lingkungan pokok dalam perancangan pekerjaan adalah kemampuan dan tersedianya
karyawan berpotensi. Dalam hal ini meliputi dua hal, yaitu eksternal dan
internal. Internal adalah tersedianya karyawan-karyawan yang memiliki potensi
baik dalam melaksakan bidangnya. Sedangkan eksternal adalah pengaruh dari
masyarakat. Disamping itu, para karyawan yang yang mempunyai pendidikan semakin
tinggi akan mempunyai penghargaan yang tinggi dalam kualitas pekerjaanya.
3. Elemen keperilakuan
Ada beberapa
elemen keprilakuan yang perlu di pertimbangkan dalam desain pekerjaan,
diantaranya:
· Otonomi,
bagaimana karyawan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan bertanggung
jawab dengan apa yang dilakukan.
· Varuasi
pekerjaan, bagaimana karyawan dapat melakukan pekerjaan yang tidak membosankan,
karena kebosanan akan menimbulkan kelehan, dan kelelahan mengakibatkan
kesalahan dalam melakkan pekerjaan.
· Identitas
tugas, suatu pekerjaan harus mempunyai identitas, agar karyawan-karyawan itu
mempunyai rasa tanggung jawab saat melakukan pekerjaannya.
· Umpan
balik, biala pekerjaan memberikan umpan balik tentang seberapa baik pekerjaan,
maka karyawan akan mempunyai motivasi untuk melaksanakannya dengan baik.
C. Trade-off keperilakuan dan
efisiensi
Pengertian
efisiensi yaitu perbandingan antara keluaran dengan pemasukan. Unsur-unsur
efisiensi akan membentuk spesialisasi yang tinggi, mengurangi perbedaan atau
variasi, meminimumkan otonomi dan unsur-unsur kontradiktif lainnya. Trade off
yang dihadapi oleh pare perancang pekerjaan perusahaan yaitu:
Produktivitas versus spesialisasi:
Tambahan
spesialisasi akan menaikkan output sampai pada titik tertentu, apabila ada
kenaikan spesialisasi maka output mengalami penurunan, karena adanya kebosanan
atas pelaksanaan tugas yang terus menerus. Output dapat ditingkatkan dengan
mengurangi spesialisasi pekerjaan.
Kepusan kerja versus spesialisasi:
Kepuasan kerja
akan meningkat sejalan dengan kenaikan spesialisasi, dan tambahan tambahan
spesialisasi mengakibatkan kepuasan kerja akan menurun. Pekerjaan tanpa
spesialisasi membuat karyawan membutuhkan waktu lama untuk mempelajari
pekerjaan tersebut sampai mampu untuk melakukannya. Kepuasan kerja akan menurun
karena kurangnya otonomi, variasi dan identitas tugas. Produktivitas terus naik
bile kebaikan spesialisasi lebih besar daripada kelemahan akibat ketidakpuasan.
Proses belajar versus spesialisasi:
Pekerjaan yang
sangat terspesialisasi lebih mudah dipelajari dibandingkan dengan pekerjaan
yang tidak terspesialisasi. Proses belajar pada pekerjaan yang terspesialisasi
lebih cepat mencapai standar (ditunjukkan oleh garis putus-putus). Pekerjaan
yang tidak terspesialisasi memerlukan waktu lebih lama untuk dipelajari.
Perputaran karyawan versus spesialisasi:
Spesialisasi
pekerjaan dapat dengan mudah dan cepat dipelajari, tapi biasanya kepuasan yang
diperoleh lebih rendah, kepuasan yang rendah ini akan menyebabkan tingkat
perputaran tenaga keda tinggi (turn over manpower).
D. Jenis analisis pekerjaan
Terdapat dua
jenis analisis pekerjaan yang utama yakni:
· Analisis
pekerjaan tradisional (Traditional Job Description), yang mana hanya mencari
informasi sekitar 3 aspek, yaitu: (a) Tanggung jawab (responsibilities) dari
seseorang terhadap pekerjaannya dan tunduk pada pengarahan dan pengendalian,
(b) Kewajiban (duties) umum dari orang yang memegang suatu kedudukan, dan (c)
Kualifikasi (qualification) minimal yang layak untuk diterima.
· Analisis
pekerjaan yang berorientasi pada hasil (Results-oriented Job Description),
dimana lebih menekankan pada manfaat suatu pekerjaan, harapan yang akan
dicapai, sesuai dengan aspek-aspek, yaitu: a/ Tasks, perilaku, kewajiban atau
fungsi apa yang penting untuk suatu pekerjaan; b/ Conditions, berkaitan dengan
sifat dasar pekerjaan, syarat-syarat suatu pekerjaan serta kondisinya; c/
Standards, ini berhubungan dengan performansi suatu pekerjaan baik dilihat dari
segi standar kuantitas, standar kualitas, dan standar waktu dikaitkan dengan
tujuan organisasi; d/ SKAs (Skills, Knowledge, Abilities), yang mana dibutuhkan
kriteria kecakapan, pengetahuan dan kemampuan yang standar minimal layak untuk
diterima; e/ Qualifications, yang berkaitan dengan kualifikasi pendidikan,
kualifikasi pengalaman,dan kualifikasi tambahan yang dibutuhkan untuk suatu
pekerjaan.
E. Sifat dari analisis
jabatan
Analisis
Jabatan adalah Prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan ketrampilan
dari suatu jabatan dan orang macam apa yang akan ditugasi disitu. Uraian
Jabatan adalah Suatu daftar tugas-tugas, tanggung jawab, hubungan laporan,
kondisi kerja, dan kepercayaan suatu jabatan. Spesifikasi Jabatan adalah Suatu
daftar dari tuntutan manusiawi suatu jabatan yakni pendidikan, ketrampilan,
kepribadian yang sesuai.
F. Metode mengumpulkan
informasi analisis jabatan
· Wawancara
: wawancara individual, wawancara kelompok dan wawancara penyelia dengan
beberapa pertanyaan khas : apa saja yang dilakukan oleh jabatan, apa yang
merupakan tugas utama dari posisi anda?-apa persisnya yang anda lakukan?dll.
· Kuesioner
: meminta karyawan mengisi kuesioner untuk menggambarkan tugas-tugas yg
berkaitan dgn jabatan dan tanggung jawab mereka.
· Observasi
: dpt bermanfaat bila jabatan2 terutama terdr kegiatan yg dpt diobservasi
secara fisik (penjaga gedung,pekerja lini perakitan & pegawai akunting)
· Buku
Harian (diary/logs) peserta.
G. Klasifikasi pekerjaan
Sistem
klasifikasi untuk semua pekerjaan, baik untuk sektor publik maupun sektor
swasta, didasarkan atas beberapa faktor, diantaranya adalah:
· Masukan
informasi, dimana dan bagaimana pekerja memperoleh informasi yang diperlukan
untuk suatu pekerjaan.
· Proses
mental, pertimbangan apa yang ditekankan dalam pembuatan keputusan, perencanaan
dan aktifitas dalam pelaksanaan pekerjaan.
· Output
pekerjaan, aktifitas fisik apa yang dilakukan oleh pekerja, dan alat apa yang
dipakai oleh para pekerja?
· Relasi
dengan orang, relasi dengan orang lain yang bagaimana yang dituntut dalam
pelaksanaan pekerjaan?
· Konteks
pekerjaan, dalam kontek fisik dan sosial apa pekerjaan dilaksanakan?
· Metode
kerja, metode atau teknik apa yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan?
· Ciri-ciri
pekerja, ciri-ciri kepribadian atau kemampuan apa yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan?
H. Politik reklasifikasi
Daya tangkap
politik mempengaruhi fungsi-fungsi alokasi dari analisis pekerjaan dengan cara
mendeskripsikan ramifikasi politik mengenai dua jenis keputusan reklasifikasi,
yaitu: (a) reklasifikasi yang menyebabkan perubahan dalam gaji, dan (b)
reklasifikasi yang menyebabkan perubahan status dari suatu posisi pelayanan
sipil yang telah diklasifikasikan dalam unit hasil kompromi bersama keposisi
yang dikecualikan atau di luar unit kompromi. (Gomes, 2003, hal. 103).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar