Jumat, 08 Januari 2021

Rangkuman Chapter 4

RANGKUMAN BAB IV

PEMBERDAYAAN MELALUI PELATIHAN

Pengembangan Sumber Daya Manusia, merupakan upaya dalam mengembangkan sumber daya manusia agar produktif dalam bidang pekerjaan yang ditekuni. Sedangkan kondisi kualitas tenaga kerja saat ini belum adanya keseimbangan antara kualitas tenaga kerja terhadap kualitas pendidikan, akibatnya peluang kerja tidak bisa terpenuhi secara utuh oleh kemampuaan kulitas pendidikan.

Rendahnya angkatan kerja di pasar kerja global, tidak terlepas dari permasalahan kebijakan dalam pengembangan SDM. Hal disebabkan karena:

 1. Belum adanya informai ketenagakerjaan yang konkrit meliputi kwalifikasi kerja, upah yang akan diberikan, dan klasifikasi jabatan kerja.

2. Rendahnya anggara pendidikan

3. Kurangnya penelitian antara kualitas pendidikan, pengaruhnya terhadap pekerjaan di pasar kerja

4. Belum terciptanya koordinasi yang harmonis antara departemen Pendidikan dan sektor ketenaga kerjaan.

5. Pendidikan dan pelatihan masih belum terprogram dengan baik

6. Perusahaan dan Industri masih belum mempunyai perencanaan SDM dan PSDM yang baik.

Perencanaan SDM, dalam mengisi kebutuhan kerja diperlukan perencanaan SDM dengan beberapa tahapan antara lain:

1. Analisis kompetensi, yaitu mengamati kemampuan tenaga kerja yang akan dipersiapkan

2. Analisis kebutuhan SDM, yang meliputi jumlah jabatan, pekerjaan yang akan dikerjakan, dan jumlah SDM yang dibutuhkan.

3. Analisis pembinaan SDM, yaitu kekurangan kompetensi yang dimiliki SDM perlu ditambah melalui pelatihan.

 

A. STRATEGI PSDM

Pengembangan Sumber Daya Manusia, bisa dilakukan dengan melalui pelatihan dan mengapa ini sangat diperlukan karena :

1. Sumber Daya Manusia, sangat menentukan produktivitas

2. Adanya perubahan globalisasi

3. Tenaga Kerja yang terampil sangat dibuthkan

4. Perubahan IPTEK yang cepat

5. Tempat kerja semakin komplek

6. Perusahaan semakin sadar akan manfaat pelatihan.

Untuk menindak lanjuti perlu pendekatan yang tepat agar dapat mendorong sumber daya manusia untuk mengerahkan dan mengarahkan potensi yang dimiliki mengacu pada perwujudan visi dan misi serta sasaran pelatihan. Sumberdaya manusia pelatihan antara lain meliputi :

1. Instruktur, atau tenaga fungsional

2. Pembantu instruktur / asisten instruktur

3. Administrasi pelatihan atau tenaga struktural

4. Pustakawan

5. Toolman

6. Ketua jurusan

7. Penanggung jawab pelatihan

8. Penanggung jawab unit kerja

9. Penanggung jawab bagian pelatihan

10. Penanggung jawab bagian pengembangan

11. Penanggung jawab bagian penempatan dan bursa kerja

12. Penanggung jawab bagian pemasaran

 

B. PENGEMBANGAN SDM DENGAN PELATIHAN

Latihan adalah bagian dari pendidikan untuk meningkatkan kerampilan dluar sistim pendidikan formal atau pendidikan yang berlaku, yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat dan lebih mengutamakan praktek dari pada teori. Ada tiga syarat dalam latihan seperti yang disampaikan Moekijat (1991), menjelaskan bahwa ada tiga syarat yang harus dipenuhi dalam latihan yaitu:

1. Latihan harus membantu pegawai menambah kemampuannya.

2. Latihan harus menimbulkan perubahan dalam kebiasaan bekerja pegawai, dalam sikapnya terhadap pekerjaan, dalam informasi dan pengetahuan yang ia terapkan dalam pekerjaa sehari-hari.

3. Latihan harus berhubungan dengan pekerjaan tertentu.

Sebagai pengelola pelatihan dibutuhkan personil yang mampu merencanakan latihan dengan hasil kompetitif maksudnya outputnya mampu bersaing dengan masyarakat artinya pelatihan tersebut bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Minimal seorang manajer pelatihan setidak-tidaknya mampu mengendalikan hal-hal sebagi berikut:

1. Kebutuhan latihan

2. Pelaksanaan pelatihan

 3. Eavaluasi pelaksanaa pelatihan

4. Pengembangan pelatihan

5. Kebijaksanaan pelatihan

6. Negosiasi pelatihan

7. Kolaboratif pelatihan

8. Jejaring pelatihan

Pengembangan pelatihan, didalam pengembangan pelatihan diperlukan kecakapan manajer dalam memainkan peranannya (role playing) yang diawali dengan dengan mencetuskan gagasan yang dinamis serta inovatif atau ramalan-ramalan kegiatan yang akan datang misalnya pertumbuhan teknologi, pertumbuhan kebutuhan masyarakat. Disamping pengembangan yang sifatnya seperti diatas atau eksternal ada juga pengembangan internal yaitu yang terkait dengan staf pendukung penyelenggra pelatihan antara lain: 1) sumberdaya manusia, 2) peralatan, 3) sistim pengelolaan

Negosiasi latihan atau Pemasaran latihan, dalam pemasaran seorang manajer bisa melakukan negosiasi yang terkait dengan pelatihan, baik berfungsi sebagai penyelenggara maupun sebagai jasa latihan bagi orang lain. Fungsi negosiasi tidak sesederhana diartikan untuk pemasaran saja namun kegiatannya sebagai pemecah konflik antara dua pihak. Negosiasi mempunyai peran penting dalam beberapa hal antara lain: 1) menjalin hubungan, 2) tawar menawar, 3) perjanjian , 4) sengketa.

Pada umumnya latihan dapat dibagi menjadi beberapa kelompok antara lain:

1. Latihan pegawai negeri sipil

2. Latihan kejuruan

3. Latihan keahlian

4. Latihan Kerja

5. Tujuan Pelatihan

Secara umum menurut Moekijat, tujuan latihan adalah

a. Untuk mengembangkan keahlian sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif.

b. Untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional

c. Untuk mengembangkan sikap sehingga menimbulkan kwmajuan kerja sama dengan teman-teman karyawan dan pimpinan.

d. Untuk memberikan intruksi khusus guna melaksanakan tugas-tugas dari suatu jabatan tertentu.

e. Untuk membantu karyawan menyelesaikan pekerjaan yang baru dan untuk memberikan kepadanya beberapa ide mengenai latar belakang pekerjaan.

f. Untuk membantu pegawai dalam menyesuaikan diri dengan metode-metode dan proses yang baru yang terus menerus diadakan.

6. Sistem Latihan

Hurley (1987 ) menyatakan tentang keberadaan pelatihan antara lain.

what short of training are we talking about ? it must be clear from the putset that thus study is examining all forms of training regardless of wheather it is delivered an institution in plant, off- the job, on-the job through make facilities or using distance learning techniques.

 Apa yang dinyatakan oleh Hurley (1987) dapat disimpulkan bahwa sistem pelatihan dapat dibagi menjadi : (1). Pelatihan sepenuhnya diselenggarakan ditempat institusi yaitu in-plant training, (2) pelatihan diselenggarakan ditempat peserta kerja yaitu of-the-job training, (3) pelatihan yang diselenggarakan di lembaga latihan juga diselenggarakan diperusahaan sebagai praktek kerja yaitu on-the-job training .

 

C. PELAKSANAAN PELATIHAN KERJA

1. Program pelatihan institusional.

Program ini bertujuan untuk melatih para pencari kerja untuk mengisi lowongan jabatan pekerjaan yang ada diperusahaan atau usahamandiri

2. Program latihan non institusional.

Pelaksanaan program pelatihan non institusional bertujuan untuk melatih angkatan kerja dan pekerja terutama didaerah pedesaan sesuai kebutuhan lingkungannya. Pada program ini peserta mendapat ketrampilan untuk meningkatkan produktivitas kerja menuju usaha mandiri dilaksanakan diluar institusi dengan menggunakan kerjasama antara pemerintah, lembaga latihan dengan masyarakat.

3. Mobile Training Unit (MTU)

Sasaran pelatihan model MTU umumnya digunakan untuk meningkatkan produktivitas para pekerja yang ada dipedesaan dengan demikian daerah tersebut akan berkembang sehingga dapat mengendalikan perpindahan/migrasi dari desa ke kota dengan memotivasi masyarakat pedesaan untuk menghasilkan pendapatan didaerahnya masing-masing.

Pelaksanaan pelatihan MTU dapat dilakukan dengan beberapa persiapan antara lain,

1. Analisa kebutuhan pelatihan

Analisa kebutuhan latihan yang dimaksudkan adalah sampai sejauh mana kebutuhan latihan tersebut diperlukan oleh masyarakat, dengan sendirinya kebutuhan tersebut disesuaikan dengan potensi yang ada didaerah, misalnya bahan baku mudah dijangkau baik dari segi tempat maupun harga, disamping itu hasil barang produksi tersebut diperlukan oleh masyarakat.

2. Tim Penyusun Kurikulum

Dalam penyusunan kurikulum agar tim ada upaya untuk mengutamakan perkembangan kebutuhan masyarakat yang bersifat humanistik.

3. Penyiapan Elemen Belajar

Untuk menyiapkan elemen belajar yang perlu diketahui antara lain, tujuan belajar kemudian materi yang akan diajarkan.

4. Program pelatihan pesanan (Tailor made training).

Program ini bertujuan untuk melatih pekerja dalam berbagai kejuruan sesuai dengan kebutuhan yang diminta oleh perusahaan atau instansi tertentu, untuk meningkatkan ketrampilannya dalam bekerja.

 

D. DASAR PENYUSUNAN PROGRAM LATIHAN

Dalam pelaksanaan pelatihan dibutuhkan penyusunanan program latihan yang tepat dan pelaksanaan tersebut tidaklah mudah dilakukan. Ada kaitan atau ketergantungan antara isi program latihan dengan sasaran latihan, dan erat pula hubungannya dengan penempatan. Pelatihan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan suatu pekerjaan.

Dengan demikian penyusunan mataeri penyajian atau materi instruksional adalah tahap yang terpenting sesudah program latihan atau kurikulum dan silabus diperoleh. Penyusunan ini tidaklah semudah yang dibayangkan. Landasan dasar penyusunan suatu materi perlu mempertimbangkan aspek-aspek antara lain, (1). Hubungan antara instruktur dan siswa, yang menyangkut tentang paedagogik maupun sosiologinya. (2). Teknis aplikasinya, yang meliputi kebijakan, dan tujuan yang hendak dicapai. (3). Dana , menyangkut tentang bahan, dan jumlah jam latih.

1. Teknik Penyusunan Program Latihan

Untuk membedakan antara fungsi dan tugas yang dibebankan pada jabatan diuraikan pada deskripsi jabatan (Job Description).

Didalam analisa tugas merupakan uraian ihtisar pada salah satu tugas jabatan maka secara terperinci hal ini memerlukan analisa tertentu yang dikeal sebagai analisa tugas (task analisis), dengan mengunakan suatu nalisa yang sederhana maka akan diperoleh gambaran tentang uraian suatu tugas yang meliputi :

1. Frekuensi Kerja

2. Tingkat peranan

3. Kesulitan

2. Tipe Keterampilan

Suatu analisa ketrampilan yang sederhana yang digunakan pada setiap elemen atau unit pengajaran, elemen akatifitas latihan memerlukan informasi yang jelas dari setiap macam ketrampilan. Untuk analisa ini maka perlulah diuraikan berbagai macam ketrampilan atau pengetahuan yang akan disajikan dalam : 1). Tata uraian langkah kerja, 2) tipe ketrampilan yang digunakan, 3) tehnik ketrampilan yang digunakan, 4) mesin dan peralatan, bahan dan sebagainya yang diperlukan, 5) serta berbagai informasi lainnya.

3. Pendekatan Dalam Penyusunan Program Latihan

Seperti diuraikan sebelumnya, suatu program latihan bergantung pada kebutuhan pekerjaan atau dengan kata lain harus beroreantasi kepada penempatan lapangan pekerjaan .

Dalam merumuskan penyusunan elemen pengajaran, antara lain mencakup:

a. Tata susunan Kurikulum dan Silabus mata pelajaran yang akan disajikan.

b. Penyusunan tata penyelenggaraan atau metodologi penyajian kurikulum perlu dilakukan dengan penyesuaian tahap dan langkah penyajian antara mata pelajaran, antar silabus, dan hubungan ketergantungan antara tehnik dan metoda penyajian yang diberikan.

c. Pengadaan fasilitas penyajian latihan meliputi persiapan pengajaran seperti pengadaan alat-alat peraga, bahan-bahan latihan yang diperlukan, peralatan mesin dan kondisi lingkungan latihan yang memenuhi persyaratan minimum.

4. Penyusunan Kurikulum dan Silabus

Untuk menyususn kurikulum perlu dituliskan dalam kalimat pasif dan mata pelajaran yang tercantum tersebut akan mencerminkan fungsi kegitana kerja dalam struktur alatihan atau jabatan yang sesuai dengan program latihannya.

latihannya akan membuat semakin jelas dalam uraian penyajian latihan. Menurut James B Macdonald ( Piner, 1975) untuk menyusun kurikulum hendaknya :1). Bisa memberikan kerangka pegangan dalam pengembangan dan pengarahan kegiatan kurikulum, 2) bisa mengidentifikasi dan menjelaskan variabel-variabel dan hubungannya dengan aspek kurikulum yang dapat divalidasi secara empiris, 3) memberikan suatu perangkat prinsip-prinsip dan hubungan yang dapat diuji secara empiris didalam pengembangan kurikulum.

 

E. PRINSIP PELAKSANAAN PELATIHAN

1. Merencana Materi Latihan

Didalam merencanakan rencana materi latihan hendaknya memperhatikan sayarat sebagai berikut:

a. Lengkap, mencakup semua komponen pelajaran

b. Mudah diikuti atau dimengerti

c. Diatur dalam bentuk dan susunan yang sistimatik

d. Berisi langkah-langkah yang penting, kata-kata, catatan, dan pertanyaan yang diperlukan

e. Berisi hanya bahan materi yang berhubungan dengan materi latihan

f. Digunakan oleh Instruktur, bukan oleh siswa

g. Digunakan sebagai pedoman dalam penyampaian materi latihan.

2. Format Rencana Pelajaran (mata latihan)

Rencana pelajaran disusun untuk digunakan bagi instruktur dalam membedakan lembaran pengajaran. Antara lain rencana rencana tersebut berurutan sebagai berikut:

a. Judul materi, judul hendaknya ditulis dengan jelas tujuannya untuk menyatakan pada instruktur dan siswa secara pasti bagian materi yang akan diajarkan.

b. Tujuan latihan¸menyatakan secara singkat dan teliti perubahan yang diharapkan pada kemampuan siswa setelah selesai latihan.

c. Menekankan perubahan kemampuan siswa dalam bentuk yang dapat diamati dan dapat diukur atau dinilai.

d. Alat peraga, alat yang akan dipakai ditulis dengan mensertakan daftar dari lata yang akan digunakan dalam mengajar, sekaligus mengingatkan kepada instruktur alat peraga apa yang akan disiapkan dalam mengajar.

e. Metoda mengajar, metoda hendaknya dipersiapkan metoda mana yang paling cocok untuk mengajar materi tersebut, apakah dengan soft tolk, demonstrasi, tanya jawab, ceramah dan lain-lain

f. Pendahuluan, sebagai langkah awal atau pemanasan yang diawali dengan mengabsen peserta , mengingatkan kembali materi yang telah dibahas sebelumnya dan memperkenalkan topik yang akan disajikan, menjelaskan tujuan belajar dalam materi yang akan diajarkan, mengecek pengeahuan yang sudah dimiliki sekedar menggugah materi yang lalu.

g. Penyajian, pada langkah penyajian dalam rencana pelajaran dituliskan kerangka isi pelajaran secara teliti, penggunaan secara garis besar dari pelajaran tahap demi tahap, langkah-langkah penting dan kunci-kunci kerja, keselamatan kerja, kegiatan siswa, alat peraga, kegiatan instruktur.

h. Aplikasi, , langkah-langkah dalam aplikasi berisikan Pernyataan tugas siswa untuk mencobakan ketrampilan atau pengetahuan yang sudah disajikan pada langkah-langkah penyajian dengan bantuan instruktur bilaman perlu, menguraikan secara tegas semua pertanyaan siswa.

i. Evaluasi, berisikan tentang pernyataan yang jelas tentang kegiatan yang harus dilaksanakan siswa tentang test praktek, test obyektiv, tugas pekerjaan rumah,dan tugas-tugas lainnya, dan prosedur evaluasi.

3. Menyusun Tes Belajar

Dengan menyusun tujuan belajar yaitu untuk mengetahui kemampuan yang diharapkan oleh siswa yang dapat diukur keberhasilannya. Fungsi tujuan belajar tidak lain untuk menentukan pedoman dalam, pemilihan isi pelajaran latihan, menyusun evaluasi hasil belajar, penyiapan bahan serta peralatan latihan, penentuan urutan penyajian latihan serta lama latihan. Definisi belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman.

Fungsi tujuan belajar, tujuan belajar merupakan pedoman dalam : 1) pemilihan isi pelatihan, 2) penyusunan evaluasi hasil belajar, 3) penyiapan bahan maupun peralatan pelatihan, 4) penentuan urutan penyajian pelajaran, 5) perencanaan lama pelatihan. Contoh tujuan belajar: 1) kejuruan elektronika, siswa akan mampu mengukur besar tahanan dalam transistor 2) kejuruan perhotelan siswa akan mampu menata ruang tamu dengan serasi dan nyaman.

4. Penyusunan Materi Instruksional

Materi instruksional diartikan sebagai bagian tertentu dari mata latihan /pelajaran yang diajarkan oleh instruktur atau pengajar. Dalam penyajian materi hendaknya dimulai dengan cara bertahap dimulai dari materi pelajaran yang mudah menuju materi pelajaran yang sulit, sepertihalnya naik tangga. Atau dari yang harus diketahui menuju kepada yang baik diketahui, dari yang nyata ke yang abstrak, dari yang sederhana menuju ke yang lengkap dan dari hal menyeluruh menuju hal yang rinci.

Menurut RS. Bloom, tujuan belajar dibagi menjadi tiga yaitu cognitive, psychomotor dan affective, Cognitive menurut Gagne terdiri dari verbal information, intellectual skill dan cognitive strategi.

 

F. PENGERTIAN OUTPUT DAN OUTCOME

Didalam sistim pelatihan pelaksanaanya mulai dari masukan, proses, keluaran, kemudian menuju ke dunia kerja atau penempatan kerja. Dunia kerja merupakan dampak dari pelatihan. Jadi output merupakan lulusan latihan , outcome itu merupakan dampak dari pelatihan sehingga mampu bekerja di perusahaan maupun bekerja sendiri diatas kaki sendiri (bekerja secara mandiri). Untuk menentukan kwalifikasi lulusan bisa ditentukan oleh kebijakan yang disesuaikan dengan kebutuhan latihan .

 

 

 

Tabel 1.Perbedaan antara output dan outcome

NO      URAIAN                                 OUTPUT                                            OUTCOME

1          Hasil Latihan                          Sertifikat                                             KETERAMPILAM

2.          Efek social                             Belumtentu bekerja                             Pasti bekerja

3          Pengukuran Nya                     Jumlah lulusan                                     Jumlah  pengguna

4          Yang ingin Dicapai                 Ketrampilan                                        Pekerjaan

5          Motivasi                                  Pengalaman                                         Penghasilan

 

G. PELATIHAN DENGAN MEMBENTUK OUTCOME

1. Perencanaan

Untuk mengawali pelatihan ini lebih dahulu harus berangkat tujuan yang hendak dicapai. Tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan harapkan peserta latihan. Maka kondisi yang seperti ini tidak lepas dari pengaruh kehendak peserta pelatihan dan kebijakan penyelenggara pelatihan.

Hurley (1987) menjelaskan bahwa aktivitas perencanaan trainingdinyatakan sebagai berikut : “(1). identification of training needs, (2). identification of trainee specifications, (3). preparation of Training obyective, (4). planning of training programme, (5). identification of strategies and resources, (6). preparation of learning strategy, (7). implementation of evaluation criteria “.

2. Pelaksanaan

a. Mengadakan koordinasi antar institusi

Tujuan koordinasi adalah untuk mengadakan penyatuan pendapat didalam menentukan program latihan yang akan dilaksanakan, serta pembagian tugas dari masing-masing anggota.

Kurdi (1998) menjelaskan bahwa koordinasi tersebut dapat diwujutkan :” (1) dalam bentuk team, (2) musyawarah dan mufakat, (3) peran serta semua fihak,(4) kesepakatan kualitas.”

b. Pelaksanaan pelatihan Dalam pelaksanaan pelatihan yang dipersiapkan Instruktur antara lain,: (a). mempersiapkan matrik latihan, (b) Mempersiapkan jobs sheet, ( c ). mempersiapkan peralatan latihan dan bahan latihan.

c. Pembentukan kelompok usaha

Sesuai dengan program pelatihan, peserta pelatihan tersebut diwajibkan untuk melakukan on the job training ditempat-tempat pengusaha selama 2 bulan. Selesai melakukan on the job training, lulusan (output ) tersebut dari masing-masing kelompok maupun individual untuk mencari lahan usaha.

d. Monitoring dan pengembangannya

Setelah uasaha tersebut berjalan, kegiatannya dipantau oleh team monitoring yang terdiri Dinas perburuhan sesuai dengan Perda Nomer 4 tahun 1991 yang berbunyi “ mengendalikan dan memantau latihan” disampaing itu ditambah dari Depnaker yang disampaikan oleh Dirjen Binapenta yang anggotanya terdiri dari Kanwil Depnaker, Kandepnaker dan Balai Latihan Kerja serta dibantu oleh BPP-UMSI.



 NAMA       : Bethari Eka S

NPM           : 21217209

KELAS       : 4EB10

Manajemen Sumber Daya Manusia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar